Sunday, February 17, 2013

Sejarah Mukena sebagai Akulturasi Budaya dan Hasil Dakwah Walisongo

Mukena adalah busana perlengkapan shalat untuk perempuan muslim khas Indonesia. Peraturan mengenai bentuk busana dan warna yang harus digunakan untuk shalat dibebaskan dalam Islam. Patokan yang wajib dipegang teguh adalah  busana untuk shalat menutupi aurat dan bersih dari noda kotoran dan najis.

Pemakaian mukena dalam shalat ditemukan di Indonesia dan Malaysia serta kawasan Asia Tenggara. Sehingga dapat disebut mukena adalah keunikan budaya Islam Melayu. Berbeda dengan di kawasan Timur Tengah tidak akan dijumpai pakaian seperti mukena yang terdiri dari rok dan atasan. Tetapi akan ditemui adalah barqa atau abayya.


Model mukena atau telekung atau rukuh terdapat tiga jenis yaitu one piece (terusan), abaya dan two piece (rok dan atasan seperti pada produk Gallery Mukena Cantik). Model mukena ini jarang dijumpai di negara lain selain Malaysia dan negara di Asia Tenggara. Karena muslimah di negara lain menggunakan baju yang rapih, panjang dan tidak berbentuk seperti jubah atau gamis panjang dalam shalatnya. 

Mukena adalah sebuah produk akulturasi budaya dan hasil dakwah walisongo dalam sejarah mukena di Indonesia. Dahulu, busana kaum perempuan Indonesia tepatnya di Pulau jawa adalah kain panjang jawa (jarik batik) tanpa dijahit dan kemben yang dililit. Akulturasi budayapun terjadi atas dakwah walisongo untuk menggunakan mukena. Sehingga busana yang digunakan dalam shalat sesuai syariah dimana hanya wajah dan telapak tangan yang terbuka dan juga sesuai kebiasaan yang berlaku pada masa itu. 

Perkembangan mukena yang terjadi hingga kini adalah berkat kreatifitas dan kemajuan teknologi di bidang tekstil. Model, warna dan corak mukena bervariasi hingga membuat para wanita menjadi nyaman dan khusyuk dalam sholatnya.

3 comments: